Album Cinderella/ Still Climbing |
Sebelum masuk kuliah, saya pernah mengikuti beberapa kursus
bahasa Inggris di Yogyakarta. Namun, ada sebuah tempat kursus yang paling
berkesan bagi saya. Bukan karena gedungnya dan juga bukan karena materi yang
diajarkannya. Tempat itu berkesan bagi saya karena di sana saya bertemu dengan
seorang pengajar yang kerap memberikan lagu-lagu rock sebagai materi pelajaran
mendengarkan (listening).
Pada suatu waktu, pengajar itu memberikan tugas kepada
peserta kursus untuk menuliskan kembali lirik lagu Hard to Find the Words yang dinyanyikan sebuah band glam metal, Cinderella. Sejak SMP, saya memang telah mengenal band
yang didirikan di Pennsylvania, Amerika Serikat itu. Beberapa lagu mereka pun
sudah saya dengarkan. Namun, lagu Hard to
Find the Words yang ditawarkan pengajar itu sama sekali belum pernah saya
dengarkan.
Sebagai orang yang sedang belajar bahasa Inggris, jujur,
saya mengalami kesulitan untuk mendengarkan lagu itu. Pertama, ada begitu banyak kata dan idiom baru yang artinya harus
saya cari di kamus dengan sabar. Kedua,
sungguh tidak mudah untuk mendengarkan suara Tom Keifer, sang vokalis. Di balik
suaranya yang begitu tinggi, masih ada geramannya yang sering membuat kata yang
dilagukannya tidak jelas terdengar di kuping Jawa saya. Aktifitas mendengarkan
lagu pada akhirnya sesuai dengan judul
lagunya. It’s very hard!
Akan tetapi, Tuhan sungguh baik. Setelah melampaui usaha
yang keras, saya pun mulai dapat mencicipi makna lagu itu. Secara utuh, lagu
itu berbicara tentang perasaan seorang anak kepada ibunya. Di dalam lagu itu,
si anak mengutarakan rasa terima kasih kepada sang ibu yang telah mendidik dan
membesarkannya. Meski anak itu kerap melanggar nasihat-nasihat yang diberikan,
sang ibu tidak pernah mengeluh dan tetap setia mengasihinya. Maka bagi si anak,
bukanlah perkara mudah untuk melukiskan cinta kasih yang diberikan sang ibu
dengan kata-kata.
Kemarin,
sebelum menulis catatan ini, saya menghadiri misa requiem sepupu
saya. Ia adalah seorang wanita yang
ramah dan murah hati, dan juga seorang ibu yang tegar, bijaksana, serta sabar
bagi anak-anaknya. Setiap Minggu saya dan keluarga selalu bertemu beliau di
sudut gedung Gereja, menjajakan makanan yang dimasaknya sendiri. Dari beberapa kisah yang dibagikan para pelayat
yang mengikuti misa, terungkap bahwa sepupu saya sering memberikan barang
dagangannya secara cuma-cuma kepada para sahabatnya. Sikapnya begitu tulus dan
ikhlas.
Sebelum kematiannya yang sungguh mendadak, ia ternyata
sempat sakit dan dirawat di rumah selama satu minggu. Namun, dalam sakitnya, ia
tidak pernah mau menunjukkan kepada anak-anaknya bahwa kondisi badannya semakin
lemah. Ia tampak bersemangat untuk melakukan banyak hal. Kepada anak bungsunya
yang masih bersekolah di SMA, ia berjanji bahwa dalam waktu seminggu, ia pasti
akan sembuh dan akan kembali menemaninya belajar di ruang tamu yang bocor
atapnya.
Namun, apa mau dikata. Kehendak Tuhan lebih nyata ketimbang
janji ibu kepada anak bungsunya. Di depan peti mati itu, si bungsu menangis
sambil berteriak histeris. Banyak pelayat merasa iba dengan peristiwa itu.
Beberapa orang bahkan menitikkan air matanya. Mereka paham betapa dekatnya
hubungan antara ibu dan anak selama ini.
Saya pun hanya terdiam. Tidak bisa bicara apapun.
Setelah beberapa waktu, saya berusaha menghiburnya. Dengan
perlahan saya mengutarakan beberapa nasihat standar untuk menguatkan hatinya.
Ia memang sempat tenang. Tapi tidak ada sepatah kata pun yang terucap darinya.
Keheningan terlanjur menyelimuti kami berdua. Akan tetapi di balik keheningan
itu, saya percaya, ada niat dan kekuatan yang hendak dibangunnya. Ia lebih
berhak menentukan apa yang harus dilakukannya ketimbang segala nasihat standard
yang saya sampaikan.
Sungguh, di depan kebaikan dan ketulusan seseorang, betapa
sulit kita dapat melukiskan segenap pikiran dan perasaan kita dengan kata-kata.
Di depan jasad orang-orang yang sungguh mengasihi kita, kata-kata pun mati.
Pada tahun 1994, lagu Hard to Find the
Words ditulis Tom Keifer saat sang ibu sedang sekarat karena didera kanker.
Sungguh, lagu itu hanya menjadi sebuah kesaksian dan jejak tentang kasih sayang
ibu kepada anaknya. Sebagai sebuah single, lagu itu sama sekali tidak meledak.
Bahkan pada tahun yang sama Tom Keifer harus menghadapi serangkaian kenyataan
yang menyakitkan. Penjualan album Still
Climbing melorot, Cinderella bubar, pita suaranya rusak, dan sang ibu
akhirnya meninggal dunia.
Meski begitu, lagu Hard
to Find the Words adalah lagu abadi. Lagu itu terus-menerus bergema dan mengingatkan
semua anak betapa kasih sayang ibu tidak dapat dilukiskan kata-kata. Mungkin
ini pula yang sedang bergolak dalam diri keponakan saya. Butuh waktu untuk
mengungkapkan hal ini. Bagaimanapun, kasih sayang memang harus dipahami dengan
tindakan. “And
mama I know there's been times.
When we didn't see eye to eye. By and by we do some growing up. And we understand the reasons why. But sometimes
it's hard to find the words. But I'll
do the best I can. Thank you for the
love mama. It's what made this boy a
man, yeah”
Sumber gambar :http://www.lyrics007.com/Cinderella%20Lyrics/Hard%20to%20Find%20the%20Words%20Lyrics.html
No comments:
Post a Comment